Natal
(dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya umat
Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25
Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam
kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25
Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6 Januari
(lihat pula Epifani).
Dalam
tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Beberapa
tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu
Natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta kisah tentang
Santa Klaus atau Sinterklas.
Etimologi
Kata
“natal” berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir).Dalam
bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno
Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti Misa Kristus.
Christmas biasa pula ditulis Χ'mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan
tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari
Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Rho.
Dalam
Alkitab bahasa Indonesia sendiri tidak dijumpai kata "Natal", yang
ada hanya kelahiran Yesus.
Kelahiran Yesus menurut Alkitab
Cerita
kelahiran Yesus dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (Matius
1:18-2:23) dan Lukas (Lukas 2:1-21).
Menurut
Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dari
Roh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu dia dan suaminya Yusuf meninggalkan
rumah mereka di Nazaret untuk berjalan ke kota Betlehem untuk mendaftar dalam
sensus yang diperintahkan oleh Agustus, Kaisar Romawi pada saat itu. Karena
mereka tidak mendapat tempat untuk menginap di kota itu, bayi Yesus dibaringkan
di sebuah palungan (malaf). Kelahiran Kristus di Betlehem Efrata, Yudea, di
kampung halaman Daud, nenek moyang Yusuf, memenuhi nubuat nabi Mikha (Mikha
5:1-2). (Di Israel purba mereka mengenal ada dua kota Betlehem, kota Betlehem
satunya lagi berada di tanah Zebulon.)
Matius
mencatat silsilah dan kelahiran Yesus dari seorang perawan, dan kemudian
beralih ke kedatangan orang-orang majus dari Timur—yang diduga adalah Arabia
atau Persia—untuk melihat Yesus yang baru dilahirkan. Orang-orang bijak
tersebut mula-mula tiba di Yerusalem dan melaporkan kepada raja Yudea, Herodes
Agung, bahwa mereka telah melihat sebuah bintang—yang sekarang disebut Bintang
Betlehem—menyambut kelahiran seorang raja. Penelitian lebih lanjut memandu
mereka ke Betlehem Yudea dan rumah Maria dan Yusuf. Mereka mempersembahkan
emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus. Ketika bermalam, orang-orang majus
itu mendapatkan mimpi yang berisi peringatan bahwa Raja Herodes merencanakan
pembunuhan terhadap anak tersebut. Karena itu mereka memutuskan untuk langsung
pulang tanpa memberitahu Herodes suksesnya misi mereka. Matius kemudian
melaporkan bahwa keluarga Yesus kabur ke Mesir untuk menghindari tindakan Raja
Herodes yang memutuskan untuk membunuh semua anak di bawah dua tahun di
Betlehem untuk menghilangkan saingan terhadap kekuasaannya. Setelah kematian
Herodes, Yesus dan keluarga kembali dari Mesir, tetapi untuk menghindar dari raja
Yudea baru (anak Herodes Agung, yakni Herodes Arkhelaus) mereka pergi ke
Galilea dan tinggal di Nazaret.
Sisi
lain dari cerita kelahiran Yesus yang disampaikan oleh kitab Injil Lukas adalah
penyampaian berita itu oleh para malaikat kepada para gembala. Dalam Injil
Matius dicatat bahwa ada orang-orang Majus dari Timur datang ke Yudea karena
melihat sebuah bintang yang besar bersinar di atas wilayah Yerusalem. Mereka
mengikuti bintang itu hingga ke kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Beberapa
astronom dan sejarawan telah berusaha menjelaskan gabungan sejumlah peristiwa
angkasa yang dapat ditelusuri yang mungkin dapat menerangkan penampakan bintang
raksasa yang tidak pernah dilihat sebelumnya itu, pendapat yang paling kuat
adalah dari Johannes Kepler, yang menerangkan bahwa Bintang Natal atau Bintang
Betlehem itu secara astronomik adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus
pada konstalasi Pisces. Dan konjungsi ini memang benar terjadi pada bulan
Desember tahun 7 SM. Mula-mula orang-orang Majus itu bertanya-tanya kepada
penduduk Yerusalem, kemudian mereka dibawa menghadap raja Herodes. Raja Herodes
bertanya kepada ahli kitab, di mana Mesias akan dilahirkan. Berdasarkan
Alkitab, Mesias akan dilahirkan di Betlehem dan informasi ini dipakai untuk
membantu para orang majus mengetahui letak di mana Yesus dilahirkan. Herodes
minta akan setelah bertemu bayi itu agar mereka kemudian dapat melaporkan
kepada Herodes. Tetapi karena mengetahui niat Herodes yang jahat , para orang
majus tidak kembali melaporkan kepada Herodes.
Sejarah
Perayaan
Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog
Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di
tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula
pada bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221
oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada
berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember.
Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah
penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa)
matahari: Solar Invicti (Surya tak Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus
Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab (lihat Maleakhi 4:2;
Lukas 1:78; Kidung Agung 6:10).
Sumber: Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar